Halaman

Rabu, 11 Februari 2015

BIANG

Masih menjadi misteri dari sebuah jamur dalam kehidupan tepung putih itu, banyak di antara yang memberi nama dengan versinya masing-masing. Aku sendiri masih belum mempunyai nama untuk itu, karena biang itu masih saja menyembunyikan identitasnya atau masih saja aku bingung untuk memberinya. Biang itu aku pernah membuatnya, tapi belum pernah mencoba. Kala itu biang yang ku buat dari pisang dengan campuran gula pasir dan air. Sudah jadi, yah sudah jadi, tapi ragu untuk menggunakannya. Bukan soal tak percaya, tapi lebih pada ketakutan.
untuk itu aku membuangnya, sangat di sayangkan, banyak makhluk kecil yang hidup di dalamnya, tapi aku membunuhnya hanya dalam hitungan detik. Entahlah sekarang dia berada di mana. Mungkin sudah hilang. Aku membunuhnya tanpa sempat mempertemukan dia dengan sahabatnya, tepung.
tepung menjadi sahabat terpenting bagi biang itu, dialah untuk campuran suatu adonan yang bisa lezat untuk dinikmati, kue. Menjadi nama lucu yang tercampur dari biang dan tepung, tapi nikmat untuk dirasakan, lagi mengeyangkan. kue, bisa menjadi cantik, anggun. saat kalian bisa menghargai kue sebagai benda yang hidup yang mana di dalamnya terdapat makhluk yang amat mungil yang tumbuh, lalu ia rela mati saat suhu membakarnya. Biang, karena kaulah banyak yang hidup darimu. Biang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar